Model Pembelajaran Quantum Teaching dan HOTS
Model Pembelajaran Quantum Teaching dan HOST-
Pengembangan model pembelajaran di kurikulum 2013 revisi 2017 telah
meningkatkan model pembelajaran yang memadukan metode Quantum dan HOTS diharapkan
dapat menyenangkankan para siswa dalam proses belajar mengajar. Pengembanagan Model
Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan
HOTS (higher order thinking skills)
yang digabungkan bertujuan untuk memberi kesan menyenangkan dalam
pembelajaran dan memberi kesempatan
kepada peserta didik agar mampu untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta yang dikebangkan oleh guru sesuai dengan karakteristiknya.
Berikut ini kami kutip dari buku, Model-Model Pembelajaran, 2017,
Direktorat Pembinaan SMA adalah sebagai berikut:
Model Pembelajaran Quantum Teaching
Quantum Teaching merupakan proses pembelajaran dengan menyediakan
latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi
menyenangkan. Pembelajaran Quantum Teaching mencakup petunjuk untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang pengajaran, menyampaikan
isi dan memudahkan proses belajar. Quantum Teaching merupakan suatu
proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk
meningkatkan proses belajar mengajar dan membuat proses tersebut menjadi lebih
menyenangkan. Cara ini memberikan sebuah gaya mengajar yang memberdayakan siswa
untuk berprestasi lebih dari yang dianggap mungkin. Juga membantu guru
memperluas keterampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh
kepuasan yang lebih besar dari pekerjaannya.
Langkah-langkah pembelajaran
Quantum Teaching
1. Tumbuhkan
Guru membuat pertanyaan tentang kemampuan siswa dengan memanfaatkan
pengalaman siswa dan mencari tanggapan, manfaat serta komitmen siswa. Guru
membuat strategi dengan melakukan aplikasi ataupun cerita tentang pelajaran
yang bersangkutan.
2. Alami
Guru memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan siswa berdasarkan
pengalaman siswa dan mampu mengasah otak siswa agar dapat menyelesaikan
masalah. Siswa dapat memahami informasi ataupun kegiatan serta memanfaatkan
fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan
3. Namai
Pemberian nama (simbol-simbol) ataupun identitas
dan mendefinisikan suatu pertanyaan. Guru mengajarkan konsep, keterampilan
berpikir, dan strategi belajar dengan menggunakan gambar, warna, alat bantu,
kertas atau alat yang lainnya. Siswa dapat mengetahui informasi, fakta, rumus,
pemikiran, tempat dan sebagainya berdasarkan pengalaman agar pengetahuan
tersebut berarti.
4. Demonstrasikan
Guru memberi peluang untuk menerjemahkan dan
menerapkan pengetahuan siswa ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupannya.
Siswa dapat memperagakan atau mengaplikasikan tingkat kecakapannya dengan
pelajaran.
5. Ulangi
Guru mengulangi hal-hal yang kurang jelas bagi
siswa. Siswa dapat dengan mudah memahami dan mengetahui pelajaran tersebut.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan kepada
siswa yang lain.
6. Rayakan
Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong
siswa memperkuat rasa tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri.
Perayaan tersebut akan mengajarkan siswa mengenai motivasi belajar, kesuksesan,
langkah menuju kemenangan. Pujian yang didapatkan akan mendorong siswa agar
tetap dalam keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Pengembangan Kemampuan HOTS melalui Model
Pembelajaran
Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat
memotivasi siswa untuk berfikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan
karakteristik tiap mata pelajaran, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Berdasarkan
kategori tingkat berpikir yang dikemukakan oleh Anderson, dkk (2001), ada
kemampuan berpikir yang lebih tinggi yang harus dikuasai oleh peserta didik
yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh
sebab itu, guru dianjurkan untuk mendorong siswanya memiliki kemampuan tersebut
dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak
biasa” yang dikembangkan dari pasangan KD pada KI 3 dan KD pada KI4 melalui
pengembangan dan penggunaan model pembelajaran yangs sesuai. Karakteristik
pembelajaran yang mendorong kemampuan berpikir HOTS, antara lain sebagai
berikut.
Langkah-langkah Pembelajaran HOTS
1)
Mengundang peran aktif siswa.
2)
Mendorong aktivitas fisik dan mental siswa lebih tinggi.
3)
Mendorong kreatifitas peserta didik memecahkan masalah dan menemukan solusi.
4)
Terbuka peluang bagi siswa menggunakan teknik, media, dan peralatan yang
beragam.
5)
Siswa menggunakan pengetahuan, emosi, keterampilan, dan ekspresi lainnya dari
sudut pandang beragam.
6)
Pengetahuan yang dikembangkan pada dimensi konseptual dan procedural yang
mendorong tumbuhnya keterampilan metakognitif.
7)
Didesain dalam kondisi nyata/hampir nyata, situasi baru yang terduga, hingga
situasi baru yang tak terduga.
Berikut contoh kegiatan pembelajaran yang
mendorong siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada
matapelajaran Kimia kelas X pada pasangan KD 3.8 dan 4.8 menggunakan model discovery
learning.
3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya
hantar listriknya
4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai
larutan melalui perancangan dan pelaksanaan percobaan.
1.
Memberi stimulus (Stimulation)
Guru
menyajikan bahan kajian berupa gambar dan video orang sedang
mencari ikan di sungai menggunakan arus
listrik. Pada saat penayangan gambar atau
video, Guru menyampaikan kepadasiswa bahwa cara mencari ikan seperti
gambar ini adalah berbahaya bagi pencari ikan dan dapat membuat rusaknya ekosistem air. Oleh
karena itu cara seperti ini jangan ditiru oleh siswa.
2. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement)
Siswa mengidentifikasi kejadian dalam video
untuk didorong memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik, antara
lain berikut.
a.
Mengapa arus listriknya tidak mengenai ikan tetapi ikannya bisa mati?
b.
Apakah terdapat zat kimia dalam air sungai tersebut ?
c.
Apakah ada pengaruh zat kimia tersebut sehingga bisa membuat ikan mati ?
3. Mengumpulkan data (Data Collecting)
Siswa
mencari dan mengumpulkan data/informasi tentang hubungan video tersebut dengan
sifat larutan, melalui studi literatur dan percobaan daya hantar listrik secara
berkelompok, selanjutnya siswa diminta untuk melakukan pengumpulan data
mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan oleh berbagai larutan yang di uji.
4. Mengolah data (Data Processing)
Siswa melakukan pengolahan data hasil
percobaan larutan elektrolit dengan cara berdiskusi.
5. Memferifikasi (Verification)
Siswa membandingkan hasil diskusi antar
kelompok untuk mengklasifikasi dan menganalisis larutan elektrolit kuat, lemah,
dan non-elektrolit.
6. Menggeneralisasikan (Generalitation)
Siswa
menggeneralisasikan hasil kesimpulannya pada permasalahan larutan elektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran
Model pembelajaran dikembangkan guru sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan pencapaian dan pengembangan
kompetensi siswa yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang dijelaskan dalam Permendikbud
Nomor 103 Tahun 2014 dan permendikbud no 22 Tahun 2016, maka sebuah model pembelajaran
yang dikembangkan memiliki tujuan antara lain berikut.
1.
Mendorong siswa untuk interaktif dalam pembelajarannya, baik dengan gurunya, antar
sesamanya, maupun antar dirinya dengan sumber belajar.
2.
Memberikan inspirasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan kreativitas dan
keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam kegiatan
lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
4. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual
dan kolaboratif.
5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian siswa.
6.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat, kemampuan,
dan perkembangan fisik serta psikologis.
7.Memadukan
antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan pemahaman cara mendidik
(pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu yang perlu dimiliki oleh
seorang guru. Ini yang disebut dengan konsep Pedagogical Content Knowledge.
Konsep ini dapat mewujudkan pembelajaran yangefektif untuk menjelaskan materi
tertentu, serta pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu lebih mudah
dipelajari.
Inilah sekilas perbandingan atau penggabungan dari,
Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Host, kiranya dapat berguna kepada para guru dan calon guru. Semoga bermanfaat.
Diperbaiki pada, Februari, 20 2017 bahwa Tertulis; Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Host, SEHARUSNYA; MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DAN HOTS.. Untuk itu mohon maaf kepada pembaca atas kesalahan Ketik ini. Terimakasih.